Top Ad unit 728 × 90

Breaking news

random

KELUARGA SEBAGAI TEMPAT PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

[Gambar from islam familia]

Abstrak:
Artikel ini berisikan tentang bagaimana peran keluarga dalam pembentukan karakter anak serta pola asuh yang harus diterapkan kepada anak sehingga anak bisa memiliki karakter yang baik dalam kepribadianya. Karena penilaian seseorang terhadap manusia ialah karakter yang dimiliki manusia itu.
A.    Pendahuluan
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang  merupakan potensi dan penerus cita cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, Mental , sosial secara utuh,serasi,selaras dan seimbang .[1] Pada saat anak berusia antara 0-6 tahun otak berkembang sangat cepat hingga 80 %. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa masa perkembangan fisik , mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Sebuah penilitian yang dilakukan oleh seorang ahli perkembangan dan perilaku anak dari amerika bernama brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupanya sangat menentukan apakah ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupanya dan apakah ia akan menunjukan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaanya.[2]
 Untuk menciptakan generasi yang baik tentunya butuh pendidikan sejak dini yang baik pula. Dalam hal ini keluarga menjadi peran utama dalam pembentukan karakter tersebut. Seorang anak yang didik oleh keluarga yang baik akan menjadi anak yang baik pula. Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan syarat pembangunan karakter seorang anak . anak yang mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarga akan jelas berbeda dengan anak yang kurang perhatian dari keluarganya.

B.     keluarga dalam pembentukan karakter anak
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejatinya keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Orang tua sejak anak baru lahir telah diajarkan dan dikenalkan dengan lingkungan di sekitarnya, pengenalan hal hal yang bersifat baik atau buruk serta lainya . namun banyak dari orang tua yang salah dalam menerapkan pendidikan karakter kepada anak misalkan saja  pola pemanjaan, otoriter dan bahkan pola asuh penelantaran. Mungkin karena kesibukan dari orang tua itu sendiri padahal dari pola itu akan berdampak  buruk pada karakter anak.  Seperti anak mudah cengeng, tidak mandiri,kurang percaya diri atau bahkan egois dan enggan bergaul dengan lainya . sebaliknya, Pola  yang harus diterapkan oleh orang tua ialah pola demokrasi dimana  orang tua menerima anak dengan sepenuh hati, memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak segan juga untuk mengendalikan anak, memiliki wawasan kehidupan masa depan yang dipengaruhi tindakan masa kini, menghargai anak yang mempunyai kepribadian dan emosi sendiri.[3]
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, keluarga didapatkan pada tantangan yang cukup kompleks, baik dari lingkup yang kecil maupun besar, baik dari dalam maupun luar keluarga. Kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih yang hadir dalam keluarga – seperti televisi, handphone dan internet—satu sisi bisa membantu kelancaran dalam berkomunikasi dan mengakses informasi, tetapi dari sisi yang lain banyak member pengaruh negative dalam perkembangan karakter anak dan komponen yang lain dalam keluarga. Oleh karena itu, pemimpin keluarga harus mewaspadai semuaitu dan harus mengantisipasinya jika suatu saat akan mengganggu proses pembinaan karakter dalam keluarga. Keluarga menjadi tulang punggung keberhasilan pendidikan karakter bagi anak di sekolah. Tanpa dukungan keluarga, pendidikan karakter yang dilaksanakan di sekolah tidak bisa mencapai hasil maksimal. karena pihak sekolah memiliki keterbatasan ruang dan waktu dalam pembentukan karakter-karakter di atas. Terkadang karena berbagai faktor yang menjadi alasan, orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada beberapa lembaga sekolah berlabel plus dengan harapan si anak mendapatkan tambahan ‘plus’ dari sekolah tersebut. Hanya saja terkadang karena kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, serta antara orang tua dan pihak sekolah, terjadi kontra pendidikan antara rumah dan sekolah, sehingga nilai ‘plus’ yang diharapkan tersebut tidak diperoleh di rumah, namun justru tertinggal di sekolah. Oleh karena itu, dalam tujuan membentuk karakter anak yang holistik, sangat perlu diperhatikan perilaku pola/prinsip pengasuhan orang tua/lingkungan keluarga terhadap anak. Jika menerapkan pendidikan yang salah, itu sama saja dengan membunuh karakter anak tersebut. Orang tua perlu mencari benang merah dan sinkronisasi beberapa hal yang utama, yang membantu anak mengembangkan hal-hal dasar dalam kepribadiannya. Sebagaimana orang tua memilih sekolah yang sesuai dengan orientasi nilai dan harapan mereka, begitu pula orang tua sejatinya mengadaptasikan pola-pola pendidikan yang konstruktif dan positif dari sekolah. Saling mengisi, bukan saling meniadakan. Komunikasi antara orang tua dan anak serta komunikasi anatara orang tua dan pihak sekolah menjadi hal penting untuk dilakukan. Karena, ketika terjadi “sesuatu” pada anak, kita tidak dapat semata-mata menunjuk pihak sekolah sebagai penyebabnya. Bisa saja persoalan memang terjadi di sekolah, namun kita harus melihatnya secara bijaksana, karena reaksi seorang anak terhadap sesuatu, sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaluinya, dan pola asuhlah yang paling mendominasi pembentukan sifat dan kepribadian anak itu.[4]
C.    Kesimpulan
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.
Dengan pola asuh demokratis serta kasih sayang orang tua yang lebih terhadap anak dapat membantu dakam pembentukan karakter anak karena apabila seorang anak tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya menyebabkan anak tidak mempunyai karakter yang baik dalam kehidupanya.



[1] www.bersosial.com
[2] www.pendidikankarakter.com
[3] http://informid.com/peran-keluarga-dalam-pendidikan-karakter-anak/
[4]  http://www.bandungtimur.net/2015/05/Peran-Keluarga-dalam-Pembentukan-Karakter-Anak.html

PROFIL PENULIS
Nama               : Ifadzil khaq
Alamat             : Kampil RT 06 RW 02 No.5 Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan
email                : Fadhilkhaq@gmail.com

Baca Juga
KELUARGA SEBAGAI TEMPAT PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK Reviewed by infokom ipnu ippnu kec. wiradesa on 12:46:00 AM Rating: 5

No comments:

All Rights Reserved by PAC IPNU-IPPNU KEC. WIRADESA © 2015 - 2016
Designed by SaSaThemes

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
close
Banner iklan disini